Minggu, 03 November 2013

Contoh Kasus Pelanggaran Etika Profesional

Nama Kelompok:
Ahmad Faisal
Brian Rizky Muntu (29210011)
Muthia Nurul Karina (24210875)
Togar Kusuma (26210922)


Contoh Kasus Pelanggaran Etika Profesional


            Dalam topik sebelumnya telah membahas bagaimana itu Etika, Profesi dan berbagai contoh etika. Dan pada pembahasan kali ini akan membahas pelanggaran atas Etika profesional yang terjadi perusahaan yang sudah ada. Setiap pekerja tentunya memliki etika-nya masing-masing. Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya Etika (Etimologi), merupakan kata yang berasal dari bahasa Yunani adalah “Ethos”, yang berarti watak kesusilaan atau adat kebiasaan (custom). Etika biasanya berkaitan erat dengan perkataan moral yang merupakan istilah dari bahasa Latin, yaitu “Mos” dan dalam bentuk jamaknya “Mores”, yang berarti juga adat kebiasaan atau cara hidup seseorang dengan melakukan perbuatan yang baik (kesusilaan), dan menghindari hal-hal tindakan yang buruk. Etika dan moral lebih kurang sama pengertiannya, tetapi dalam kegiatan sehari-hari terdapat perbedaan, yaitu moral atau moralitas untuk penilaian perbuatan yang dilakukan, sedangkan etika adalah untuk pengkajian sistem nilai-nilai yang berlaku.
                Contoh kasus yang kali ini akan dibahas adalah dugaan penggelapan pajak provider IM3, Dengan cara memanipulasi Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai ( SPT Masa PPN) ke kantor pajak untuk tahun buku Desember 2001 dan Desember 2002. Jika pajak masukan lebih besar dari pajak keluaran, dapat direstitusi atau ditarik kembali. Karena itu, IM3 melakukan restitusi sebesar Rp 65,7 miliar. 750 penanam modal asing (PMA) terindikasi tidak membayar pajak dengan cara melaporkan rugi selama lima tahun terakhir secara berturut-turut. Dalam kasus ini terungkap bahwa pihak manajemen berkonspirasi dengan para pejabat tinggi negara dan otoritas terkait dalam melakukan penipuan akuntansi. Manajemen juga melakukan konspirasi dengan auditor dari kantor akuntan publik dalam melakukan manipulasi laba yang menguntungkan dirinya dan korporasi, sehingga merugikan banyak pihak dan pemerintah. Kemungkinan telah terjadi mekanisme penyuapan (bribery) dalam kasus tersebut. Pihak pemerintah dan DPR perlu segera membentuk tim auditor independen yang kompeten dan kredibel untuk melakukan audit investigatif atau audit forensik untuk membedah laporan keuangan dari 750 PMA yang tidak membayar pajak. Korporasi multinasional yang secara sengaja terbukti tidak memenuhi kewajiban ekonomi, hukum, dan sosialnya bisa dicabut izin operasinya dan dilarang beroperasi di negara berkembang.
                Secara rinci berita yang dikutip dalam suatu media tertentu, dijabarkan sebagai berikut:
Tenaga Pengkaji Bidang Pembinaan dan Penertiban Sumber Daya Manusia Direktorat Jenderal Pajak, Djangkung Sudjarwadi, menyatakan bahwa Ditjen Pajak akan mengusut laporan adanya penggelapan pajak yang dilakukan PT Indosat Multimedia (IM3). “Jelas akan diusut,” katanya ketika dihubungi Tempo News Room, Selasa (04/11) siang.
Menurut master hukum dari Harvard Law School tersebut, adanya laporan dari Wakil Ketua Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat, M Rosyid Hidayat, bahwa IM3 telah menggelapkan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar Rp 174 miliar, merupakan informasi yang harus ditindaklanjuti aparat Ditjen Pajak.
Dalam pandangan Djangkung, informasi apapun yang berkaitan tentang penyimpangan pajak, baik yang dilakukan wajib pajak maupun aparat pajak sendiri akan ditindaklanjuti secara serius oleh pihak Ditjen Pajak. “Dan kami tidak memandang darimana sumbernya. Apakah itu dari anggota DPR, pengusaha, wartawan, karyawan biasa dan lain sebagainya,” ujarnya.
Adanya bantahan dari Direktur Utama IM3, Yudi Rulianto, kata Djangkung, tidak menyebabkan permasalahan menjadi selesai. Pengusutan tetap diperlukan untuk mencari tahu duduk permasalahan yang sebenarnya dengan memeriksa wajib pajak yang bersangkutan dan memeriksa kebenaran laporan atau pengaduan yang diterima.
Hal ini sesuai dengan amanah Undang-Undang No 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang menyatakan bahwa Ditjen Pajak berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban wajib pajak. “Salah satu alasannya adalah adanya informasi dari pihak ketiga mengenai penyimpangan yang dilakukan wajib pajak,” kata Djangkung.
Proses pengusutan tersebut, ujar Djangkung, saat ini sudah dilimpahkan ke Kantor Wilayah VII Direktorat Jenderal Pajak. Hal ini dikarenakan kantor pusat IM3 berada di wilayah kerja Kanwil VII. “Karena wajib pajak terdaftar disana, maka menjadi tugas dan wewenang Kanwil VII,” katanya.
Tapi, Kepala Kanwil VII, Amiruzaman, ketika dihubungi di kantornya, tidak sedang berada ditempat.
Seperti diketahui, Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, M Rosyid Hidayat mengungkapkan kecurigaan adanya dugaan korupsi pajak atau penggelapan pajak yang dilakukan PT Indosat Multimedia (IM3).
Rosyid mengungkapkan, IM3 melakukan penggelapan pajak dengan cara memanipulasi Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai (SPT Masa PPN) ke kantor Pajak untuk tahun buku Desember 2001 dan Desember 2002.
Untuk SPT masa PPN 2001 yang dilaporkan ke kantor pajak pada Februari 2002 dilaporkan bahwa total pajak keluaran tahun 2001 sebesar Rp 846,43 juta. Sedangkan total pajak masukan sebesar Rp 66,62 miliar sehingga selisih pajak keluaran dan masukan sebesar Rp 65,77 miliar.
Sesuai aturan, kata Rosyid, jika pajak masukan lebih besar dari pajak keluaran, maka selisihnya dapat direstitusi atau ditarik kembali. Karena itu, IM3 melakukan restitusi sebesar Rp 65,7 miliar.
Menurut Rasyid, selintas memang tidak terjadi kejanggalan dari hal tersebut. Namun, jika lampiran pajak masukan dicermati, IM3 menyebut adanya pajak masukan ke PT Indosat sebesar Rp 65,07 miliar. Namun setelah dicek ulang, dalam SPT Masa PPN PT Indosat, ternyata tidak ditemukan angka pajak masukan yang diklaim IM3.
Padahal, kata dia, seharusnya angka Pajak Masukan IM3 tersebut muncul pada laporan pajak keluaran PT Indosat untuk tahun buku yang sama. Bahkan, PT Indosat hanya melaporkan pajak keluaran sebesar Rp 19,41 miliar yang sebagian besar berasal dari transaksi dengan PT Telkom bukan dengan IM3.
Hal serupa juga dilakukan pada 2002, bahkan nilainya lebih besar. Untuk SPT Masa PPN 2002 per Desember 2002, IM3 melaporkan kelebihan pajak masukan sebesar Rp 109 miliar. Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) nomor 00008/407/02/051/03 uang tersebut sudah ditransfer oleh kantor pajak ke IM3.
"Jika pada 2001 mereka berhasil menggondol uang negara Rp 65 miliar dan pada 2002 Rp 109 miliar, berarti uang negara yang berhasil diambil sebesar Rp 174 miliar dan itu menyangkut unsur pidana," kata Rosyid.
Menanggapi hal ini, Direktur Utama IM3, Yudi Rulianto mengatakan, dugaan Rosyid Hidayat bahwa IM3 telah melakukan penggelapan pajak, tidak benar. Sebab, semua proses pajak IM3 dilakukan secara transparan dan telah melalui pemeriksaan yang dilakukan langsung oleh Kantor Pajak.
Yudi menjelaskan, investasi yang dilakukan IM3 lebih besar dibandingkan pendapatannya karena IM3 merupakan perusahaan baru. Akibatnya, pajak masukan IM3 menjadi lebih besar daripada pajak keluarannya, sehingga pada 2001, posisi laporan pajak IM3 menyebutkan adanya kelebihan pembayaran pajak PPN sebesar Rp 65,77 miliar. IM3 kemudian mengajukan permohonan restitusi atas kelebihan tersebut kepada Kantor Pajak.
Menurut Yudi, atas permintaan restitusi tersebut, Kantor Pajak menerbitkan surat perintah pemeriksaan pajak. Dari pemeriksaan pajak itu, muncul Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) sebesar Rp 65,70 miliar. IM3 kemudian mengajukan permohonan transfer atas SKPLB tersebut dan uang restitusi PPN sebesar Rp 65,7 miliar efektif diterima di rekening IM3 pada 5 Juni 2003. Hal ini, kata Yudi, juga dilakukan pada tahun berikutnya ketika ada kelebihan pembayaran pajak PPN. IM3 mengajukan permohonan restitusi atas kelebihan tersebut, yakni sebesar Rp 109,03 miliar. 
                Seperti hal-nya yang kita tahu bahwa provider seperti IM3 merupakan provider yang sangat terkenal dan ternama, hingga saat ini meskipun sudah pernah terungkap masalah dugaan penggelapan dana pajak provider tersebut masih menjadi provider favorit bagi beberapa kalangan, seperti khalayak muda tentunya. Dalam kasus diatas IM3 menggelapkan pajak, dengan cara para investor melakukan penipuan berupa pemalsuan laporan laba rugi dengan menyebutkan bahwa perusahaan mengalami kerugian selama 5 tahun, dan seperti kita ketahui perusahaan yang rugi tidak perlu membayar pajak pendapatan. Hal ini bisa terjadi karena adanya konspirasi dengan para pejabat tinggi, dan mereka mau membantu tentu saja dengan adanya timbal balik berupa jabatan di kursi pemerintahan, oleh karena itu kasus ini merupakan pelanggaran terhadap etika politik, karena menggunakan kekuasaannya untuk melakukan penipuan.
 Kasus perusahaan IM3 ini mungkin hanya salah satu kasus yang muncul ke publik. Tidak diketahui berapa banyak pelanggaran etik akuntansi yang tidak terungkap karena ditutup rapat-rapat oleh manajemen perusahaan yang tidak ingin pamor perusahaannya menurun. Oleh karena itu, sebagai akuntan profesional harus sadar akan perannya yang vital sebagai penyusun dan pengaudit laporan-laporan keuangan. Hal ini disebabkan karena laporan keuangan ini digunakan sebagai rujukan pemegang dana  untuk berinvestasi dan dengan begitu sektor ekonomi khususnya di Indonesia dapat meguat dan akhirnya menyejahtrakan masyarakat juga. Sebagai seorang akuntan, tidak dapat dipungkiri bahwa tekanan-tekanan untuk melakukan pelanggaran etik akuntansi sangat besar. Oleh karena itu, setiap akuntan harus berpegang kepada kode etik internasional yaitu Competency, Integrity, Confidentiality, dan Objectivity. Selain itu juga kepada kode etik dari Ikatan Akuntan Indonesia yang hampir sama dengan itu yaitu tanggung jawab profesi, kepentingan publik, integritas, objektivitas, kompetensi dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan, perilaku profesional, dan standar teknis. Pelanggaran-pelanggaran etika yang dilakukan oleh akuntan sebenarnya sangat fatal akibatnya jika sampe kedapatan. Tapi sayangnya di Indonesia, sangsi yang diberikan terhadap pelanggaran seperti ini sangat kecil yaitu hanya teguran atau pencabutan izin. Berbeda dengan di Amerika, dimana jika ketahuan dapat dikenakan hukuman penjara.


Tugas Kelompok Etika Profesi Akuntansi
1.       Achmad Faisal
2.       Brian Rizky Muntu  (29210011)
3.       Muthia Nurul Karina (24210875)
4.       Togar Kusuma (26210922)

Referensi
www.scribd.com/doc/71419341/kode-etik-etbis‎

Kamis, 10 Oktober 2013

Etika - softskil

Nama: Togar Kusuma
Kls: 4EB22
NPM: 26210922


  1. Pengertian Etika

            Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk tunggal kata 'etika' yaitu ethossedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir. Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.

Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukanatau ilmu tentang adat kebiasaan.

etika mempunyai arti sebagai : "ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral)". Sedangkan kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 - mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti :
  • ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak)
  • kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
  • nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

K. Bertens berpendapat bahwa arti kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tersebut dapat lebih dipertajam dan susunan atau urutannya lebih baik dibalik, karena arti kata ke-3 lebih mendasar daripada arti kata ke-1. Sehingga arti dan susunannya menjadi seperti berikut :
  • nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya; Misalnya, jika orang berbicara tentang etika orang Jawa, etika agama Budha, etika Protestan dan sebagainya, maka yang dimaksudkan etika di sini bukan etika sebagai ilmu melainkan etika sebagai sistem nilai. Sistem nilai ini bisaberfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf sosial. 
  • kumpulan asas atau nilai moral, Yang dimaksud di sini adalah kode etik. Contoh : Kode Etik Jurnalistik
  •  ilmu tentang yang baik atau buruk.

Etika baru menjadi ilmu bila kemungkinan-kemungkinan etis (asas-asas dan  nilai-nilai tentang yang dianggap baik dan buruk) yang begitu saja diterima dalam suatu masyarakat dan sering kali tanpa disadari menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitian sistematis dan metodis. Etika di sini sama artinya dengan filsafat moral.

            Berdasarkan perkembangan arti tadi, etika dapat dibedakan antara etika perangai dan etika moral 
  1. Etika Perangai, adalah adat istiadat atau kebiasaan yang menggambaran perangai manusia dalam kehidupan bermasyarakat di aderah-daerah tertentu, pada waktu tertentu pula. Etika perangai tersebut diakui dan berlaku karena disepakati masyarakat berdasarkan hasil penilaian perilaku, Contoh etika perangai:



·         berbusana adat
·         pergaulan muda-mudi
·         perkawinan semenda
·         upacara adat

2.  Etika Moral, Etika moral berkenaan dengan kebiasaan berperilaku yang baik dan benar berdasarkan kodrat manusia. Apabila etika ini dilanggar timbullah kejahatan, yaitu perbuatan yang tidak baik dan tidak benar. Kebiasaan ini berasal dari kodrat manusia yang disebut moral. Contoh etika moral:


·         berkata dan berbuat jujur
·         menghargai hak orang lain
·         menghormati orangtua dan guru
·         membela kebenaran dan keadilan
·         menyantuni anak yatim/piatu.

2.  Etika sebagai mahasiswa, anggota keluarga dan di masyarakat:


1)      Etika sebagai mahasiswa yaitu sebuah perilaku atau kebiasaan yang dapat menjadi contoh baik bagi orang-orang yang berhubungan langsung dengan kita. contohnya: pada teman, walaupun teman kebanyakan adalah umur yang sepantar tidak salahnya kita tetap selalu beretika yang baik dan sesuai dengan nilai-nilai yang ada yang pada dasarnya sudah dipelajari pada saat kecil yang menjadi kebiasaan pada saat sekarang ini. dan juga beretika pada dosen, ketika didepan dosen sering sekali ada etika yang kita sendiri tahu tapi tidak melakukannya seperti: ngobrol sendiri saat dosen mengajar, main handpone (HP) dan yang paling parah tidur saat jam pelajaran berlangsung.
2)      Etika sebagai anggota keluarga, biasanya hal ini adalah hal yang susah-susah gampang untuk di jalankan karena dalam rumah biasanya kita berhadapan langsung dengan orang tua yang mau gak mau harus beretika bagus yang padahal orang tua di luar rumah gak tahu kita bagaimana, yang sering di bilang manusia bermuka dua. kenapa hali ini terjadi? karena kita ingin di anggap baik dan tidak ingin membuat orang tua marah maka di rumah biasanya kita bersikap baik dan harus beretika yang bagus, dan karena tidak ada pengawasan di luar rumah barulah berubah menjadi sperti orang lain diluar sana, sperti merokok, minum, sex, narkoba dkk.
3)      Etika di masyarakat, sebenernya etika yang di maksud yang ini perlu gak perlu di lakukan, karena banyak sekali masyarakat yang tidak kita kenal dari sisi luar apalagi dalamnya. kalau tidak kita sendiri yang pintar-pintar untuk mengatur perilaku dan bahasa kita maka tidak akan ada yang bisa berbuat jahat dengan kita, bahkan sebaliknya kita tidak akan mau berbuat yang jahat pada orang lain ini dimaksudkan seperti pendapat saya di atas bahwa etika seseorang di bentuk dari dia kecil karena didikan orang tua dan di sekolah atau teman bermain/ lingkungan.

 III.            Etika sebagai akuntan publik
            Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan sebagai akuntan publik, yaitu:
  1.  Prinsip Integritas, yaitu jujur dalam melakukan tugas yang menjadi tanggung jawab sebagai akuntan publik. maksudnya tidak mau menerima suap ataupun sogokan yang di berikan perusahaan ketika mengaudit sebuah laporan keuangan.
  2.  Prinsip Objektif, yaitu seorang akuntan publik haruslah bekerja sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku atas humkum atau perjanjian yang sudah di tentukan sejak awal, dan sifatnya tidak bisa diubah-ubah dengan keputusan sepihak yang menjadi keuntungan sendiri dan memalsukan sebuah laporan keuangan sebuah perusahaan.
  3.  Prinsip Kompetensi, yaitu dapat menguasai atau sudah paham tentang apa yang sudah menjadi tugas dan tanggung jawab seorang akuntan publik.
  4.  Prinsip kerhasiaan, yaitu menjaga sebuah rahasia yang tidak bisa orang lain atau pihak luar mengetahuinya dengan tujuan apapun kecuali untuk tujuan hukum/ persidangan.
  5. Prinsip perilaku profesional, yait menjaga etika atau perilaku seorang akuntan publik agar tidak dipandang buruk dari pihak luar, yang sering kali auditor adalah pekerjaan yang dapat di suap dengan mudah, karena auditor hanya memeriksa dan berikan pendapat untuk menjaga nama baik laporan keuangan perusahaan dengan baik.
   referensi: mengutip dari Bertens 2000, Etika K.Bertens

Selasa, 23 April 2013

Tugas Softskill


Nama: Togar Kusuma
Kelas: 3EB22
NPM: 26210922

I am Togar, I am no smoking, I am ugly and no cool, I have one brother, I have a good family, I love them, my brother have a job, I have more friends, they are very care to me, and I really love my friends

I have one friend, he is a funnny friends, he have a good heart, and I very love he, every day a just a funny with my friends, and my hobbies is hang out with him, my feel is a good, i have a made a succses people for make my parants happy

One more time , I goo in a beatifull place, in this place more people to happy, they are hang out with family, I just a happy in this places because more a beauty places, I take a picture in this places, and I back to my home, I am a very tired, and I have a very nice dream.

Selasa, 15 Januari 2013

Tugas Kelompok


JURNAL MANAJEMEN KEUANGAN


PENGERTIAN MANAJEMEN KEUANGAN
1.Pengertian Manajemen Keuangan mengalami perkembangan mulai dari pengertian manajemen yang hanya mengutamakan aktivitas memperoleh dana saja sampai yang mengutamakan aktivitas memperoleh dan menggunakan dana serta pengelolaan terhadap aktiva.Beberapa definisi manajemen keuangan diberikan sebagai berikut: 

  • Liefman: usaha untuk menyediakan uang dan menggunakan uang untuk mendapat atau memperoleh aktiva. 
  • Suad Husnan: manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. 
  • Grestenberg: how business are organized to acquire funds, how they acquire funds, how the use them and how the prof ts business are distributed. 
  • James Van Horne: segala aktivitas yang berhubungan dengan perolehan, pendanaan dan pengelolaan aktiva dengan tujuan menyeluruh. 
  • Bambang Riyanto: keseluruhan aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan us aha mendapatkan dana yang dip erlukan dengan b i aya yang minimal dan syaratsyarat yang paling menguntungkan beserta usaha untuk menggunakan dana tersebut seefisien mungkin. 

Pengertian diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan bahwa manajemen keuangan berhubungan dengan tiga aktivitas (fungsi) utama: 

  1. Allocation of funds (aktivitas penggunaan dana) yaitu aktivitas untuk menginvestasikan dana pada berbagai aktiva. Alokasi dana berbentuk: Financial assets (aktiva finansial) yaitu selembar kertas berharga yang mempunyai nilai pasar karena mempunyai hak memperoleh penghasilan, misalnya: saham, sertif~kat deposito, atau obligasi.
  2. Real assets (aktiva riil) yaitu aktiva nyata: tanah, bangunan, peralatan.
  3. Raising of funds (aktivitas perolehan dana) yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber dana balk dari sumber internal perusahaan maupun sumber eksternal perusahaan, termasuk juga politik dividen. Sumber dana pada perusahaan secara keseluruhan: 
  4. Manajemen assets (aktivitas pengelolaan aktiva) yaitu setelah dana diperoleh dan dialokasikan dalam bentuk aktiva-aktiva harus dikelola seefisien mungkin. 

Tiga Keputusan Yang Diambil Manajemen Keuangan 

Ada tiga keputusan yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan keputusan mengenai dividen. Kegiatan mencari alternatif sumber dana menimbulkan adanya arus kas masuk, sementara kegiatan mengalokasikan dana dan pembayaran dividen menimbulkan arus kas keluar, maka manajemen keuangan sering disebut manajemen aliran (arus) kas. Keterangan lebih lanjut dari masing-masing keputusan sebagai berikut: (Van Horne) 

  1. Financing dicision: keputusan pendanaan atau pembelanjaan pasif Implementasi dari rasing of funds, meliputi besarnya dana, jangka waktu penggunaan, asalnya dana serta, persyaratan-persyaratan yang timbul karena penarikan dana tersebut. Hasil financing dicision tercermin di sebelah kanan dari neraca. Raising of funds bisa diperoleh dari internal (modal sendiri) meliputi: saham preferen, saham biasa, laba ditahan dan cadangan, maupun eksternal (modal asing) jangka pendek maupun jangka panjang. Sumber dana jangka pendek, misalnya utang dagang (trade payable atau open account), utang wesel (notes payable), utang gaji, utang pajak. Sumber dana jangka panjang misalnya, utang bank, dan obligasi.
  2. Investmenf Dicision: keputusan investasi atau pembelanjaan aktif Implementasi dari allocation off funds. Allocation of funds bisa dalam jangka pendek dalam bentuk working capital, berupa aktiva lancar atau jangka panjang dalam bentuk capital investment, berupa aktiva tetap. Tercermin di sisi aktiva (kiri) sebuah neraca. Komposisi aktiva harus ditetapkan misalnya berapa aktiva total yang dialokasikan untuk kas atau persediaan, aktiva yang secara ekonomis tidak dapat dipertahankan harus dikurangi, dihilangkan atau diganti.
  3. Dividen Policy: keputusan mengenai dividen Berhubungan dengan penentuan prosentase dari keuntungan neto yang akan dibayarkan sebagai cash dividend. Penentuan stock dividen dan pembelian kembali saham.

Tanggung Jawab Staf Keuangan 

Tugas staf keuangan adalah mendapatkan dan mengoperasikan sumber-sumber daya sehinggadapat memaksimalkan nilai perusahaan dengan berbagai aktivitas (Brigham & Houston: 2006, 18) yaitu: 

  • Peramalan dan perencanaan: mengkoordinasi prose~s perencanaan yang akan membentuk masa depan perusahaan. 
  • Keputusan-keputusan investasi dan pendanaan: membantu menentukan tingkat penjualan perusahaan yang optimal, memutusakan aset spesifik yang harus diperoleh, dan memilih cara terbaik untuk mendanai aset. 
  • Koordinasi dan kontrol: berinteraksi dengan karyawan-karyawan lain untuk memastikan bahwa perusahaan telah beroperasi seefisien mungkin. 
  • Berinteraksi dengan pasar keuangan: berinteraksi untuk mendapatkan atau menanamkan dana perusahaan. 
  • Manajemen risiko: bertanggung jawab untuk program manajemen risiko secara lceseluruhan termasuk mengidentifiksi risiko dan kemudian mengelolanya secara efisien. 

Tujuan Manajemen Keuangan 

Manajemen keuangan yang efisien memenuhi adanya tujuan yang digunakan sebagai standar dalam memberi penilaian keefisienan (Sartono: 2000, 3) yaitu: 

  • Tujuan normatif manajemen keuangan adalah mazimization wealth of stockholders atau memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yaitu memaksimalkan nilai perusahaan. Tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat ditempuh dengan memaksimumkan nilai sekarang perusahaan. Secara konseptual jelas sebagai pedoman dalam pengambilan keputusan yang mempertimbangkan faktor risiko.Manajemen harus mempertimbangkan kepentingan pemilik, kreditor dan pihak lain yang berkaitan dengan perusahaan.Memaksimalkan kemakmuran pemegang saham lebih menekankan pada aliran kas daripada laba bersih dalam pengertian akuntansi.Tidak mengabaikan social objectives dan kewajiban sosial, seperti lingkungan eksternal, keselamatan kerja, dan keamanan produk.


  • Nilai perusahaan yang belum go-publik dapat diukur dengan harga jual seandainya perusahaan tersebut dijual. Jadi tidak hanya nilai asset (laporan di neraca) tetapi diperhitungkan juga tingkat risiko usaha, prospek perusahaan, manajemen lingkungan kerja dan sebagainya. Indikasi nilai perusahaan adalah: 

Perusahaan belum/tidak go-publik: harga seandainya perusahaan dijual
Perusahaan go-publik: harga saham yang dijual belikan di pasar modal.

Dari indikasi tersebut dapat ditarik pengertian: 

  1. Memaksimalisasi nllai perusahaan tidak sama dengan memaksimalisasi laba: Perusahaan bisa saja meningkatkan laba dengan cara mengeluarkan saham dengan hasll penjualan saham dlinvestaslkan pada deposlto atau obllgasl pemerintah. Dengan cara ini dijamin laba akan besar tetapl keuntungan per lembar saham akan menurun, karena jumlah lembar saham yang beredar bertambah, sehlngga kondlsl perusahaan tldak balk. Terminologl profit memlllki pengertian ganda, dlsebabkan terdapat banyak definlsl profit.
  2. Memaksimalkan nilai perusahaan tidak sama dengan memaksimalkan laba per~lembar saham (earning per share = EPS) alasannya: Tujuan memaksimalisasi laba tidak memperhatikan waktu dan lamanya keuntungan yang diharapkan.Tidak mempertimbangkan risiko atau ketidakpastian dari keuntungan di masa yang akan datang. Jika suatu usulan mengandung risiko yang besar, maka kenaikan keuntungan per lembar saham akan diikuti dengan penurunan harga saham.


Manajemen keuangan berhubungan dengan 3 aktivitas, yaitu :
  1. Aktivitas penggunaan dana, yaitu aktivitas untuk menginvestasikan dana pada berbagai aktiva.
  2. Aktivitas perolehan dana, yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber dana, baik dari sumber dana internal maupun sumber dana eksternal perusahaan
  3. Aktivitas pengelolaan aktiva, yaitu setelah dana diperoleh dan dialokasikan dalam bentuk aktiva, dana harus dikelola seefisien mungkin.

FUNGSI MANAJEMEN KEUANGAN
Berikut ini adalah penjelasan singkat dari fungsi Manajemen Keuangan:

  1. Perencanaan Keuangan, membuat rencana pemasukan dan pengeluaraan serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.
  2. Penganggaran Keuangan, tindak lanjut dari perencanaan keuangan dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan.
  3. Pengelolaan Keuangan, menggunakan dana perusahaan untuk memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.
  4. Pencarian Keuangan, mencari dan mengeksploitasi sumber dana yang ada untuk operasional kegiatan perusahaan.
  5. Penyimpanan Keuangan, mengumpulkan dana perusahaan serta menyimpan dan mengamankan dana tersebut.
  6. Pengendalian Keuangan, melakukan evaluasi serta perbaikan atas keuangan dan sistem keuangan pada perusahaan.
  7. Pemeriksaan Keuangan, melakukan audit internal atas keuangan perusahaan yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.

Bila dikaitkan dengan tujuan ini, maka fungsi manajer keuangan meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Melakukan pengawasan atas biaya
2. Menetapkan kebijaksanaan harga
3. Meramalkan laba yang akan datang
4. Mengukur atau menjajaki biaya modal kerja

ANALISIS SUMBER DANA DAN PENGGUNAANNYA
Analisis sumber dana atau analisis dana merupakan hal yang sangat penting bagi manajer keuangan. Analisis ini bermanfaat untuk mengetahui bagaimana dana digunakan dan asal perolehan dana tersebut. Suatu laporan yang menggambarkan asal sumber dana dan penggunaan dana. Alat analisa yang bisa digunakan untuk mengetahui kondisi dan prestasi keuangan perusahaan adalah analisa rasio dan proporsional.

Langkah pertama dalam analisis sumber dan penggunaan dana adalah laporan perubahan yang disusun atas dasar dua neraca untuk dua waktu. Laporan tersebut menggambarkan perubahan dari masing-masing elemen tersebut yang mencerminkan adanya sumber atau penggunaan dana. Pada umumnya rasio keuangan yang dihitung bisa dikelompokkan menjadi enam jenis yaitu :

  1. Rasio Likuiditas, rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya.
  2. Rasio Leverage, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa banyak dana yang di-supply oleh pemilik perusahaan dalam proporsinya dengan dana yang diperoleh dari kreditur perusahaan.
  3. Rasio Aktivitas, rasio ini digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen dalam menggunakan sumber dayanya. Semua rasio aktifitas melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis harta.
  4. Rasio Profitabilitas, rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen yang dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan.
  5. Rasio Pertumbuhan, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya pertumbuhan ekonomi dan industri.
  6. Rasio Penilaian, rasio ini merupakan ukuran prestasi perusahaan yang paling lengkap oleh karena rasio tersebut mencemirkan kombinasi pengaruh dari rasio risiko dengan rasio hasil pengembalian
CONTOH KASUS

Pengertian Kinerja Keuangan 
Menurut Helfert (2000) kinerja keuangan adalah hasil dari banyak keputusan manajemen yang dibuat secara terus menerus oleh manajer. Penilaian kinerja keuangan perusahaan merupakan upaya untuk mengetahui prestasi yang ingin dicapai oleh perusahaan sebagai suatu unit usaha yang umumnya banyak dilakukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap eksisitensi perusahaan.

Laporan Keuangan Sebagai Informasi Dalam Menilai Kinerja Perusahaan
Laporan keuangan yang disusun dan disajikan kepada semua pihak yang berkepentingan dengan eksisitensi suatu perusahaan, pada hakekatnya merupakan alat komunikasi. Artinya laporan keuangan itu adalah suatu alat yang digunakan untuk mengkomunikasikan informasi keuangan dari suatu perusahaan dan kegiatan­kegiatannya kepada mereka yang berkepentingan dengan perusahan tersebut.

Metode Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan
  • Economic Value Added/EVA/Nilai Tambah Ekonomi 
Istilah Economic Value Added/EVA/Nilai Tambah Ekonomi pertama kali dipopulerkan oleh Stern Steward Management Service yang merupakan perusahaaan konsultan dari Amerika Serikat. Ukuran kinerja ini pertama kali diperkenalkan oleh George Bennet Steward III dan Joel M Stern yang merupakan analis keuangan Stern Steward (Utama, 1997). Menurut Mirza (1999) tolok ukur penilaian EVA dapat dinyatakan sebagai berikut:
  1. Apabila EVA > 0, berarti nilai EVA positif yang menunjukkan telah terjadi proses nilai tambah pada perusahaan.
  2.   Apabila EVA = 0 menunjukkan posisisi impas atau Break Event Point. 3) Apabila EVA < 0, yang berarti EVA negatif menunjukkan tidak terjadi proses nilai tambah.
Rumus untuk menghitung EVA menurut Brigham dan Houston (2001: 51): EVA = EBIT (1-Tarif Pajak) – (Total Modal) (Biaya Modal Setelah Pajak)
  • Market Value Added/MVA/Nilai Tambah Pasar.
MVA digunakan untuk mengukur seluruh pengaruh kinerja manajerial sejak perusahaan berdiri hingga sekarang. MVA yang dihasilkan oleh kinerja manajerial sepanjang umur perusahaan yang di-present value-kan (Mirza dan Imbuh, 1999). Tujuan dari perusahaan adalah menciptakan MVA yang positif, karena:
  1.  MVA > 0 maka manajemen telah berhasil memberikan nilai tambah kepada para penyandang dana.
  2. MVA < 0 maka perusahaan tidak berhasil memberikan nilai tambah kepada para penyandang dana.
Rumus menghitung MVA menurut Brigham dan Houston (2001:50):
MVA = (Saham yang beredar x Harga saham) – Total ekuitas saham biasa
  •  Rasio Profitabilitas
Profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan atau sekelompok rasio yang memperlihatkan pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva, dan hutang terhadap hasil operasi (Brigham dan Houston 2001:89)
Rasio profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
  1.  Operating Profit Margin/OPM/Marjin Laba Operasi merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan/laba bersih sebelum bunga dan pajak pada tingkat penjualan tertentu (Brealey, Myers, Marcus, 2006:8 1). Rumus untuk menghitung OPM (Brealey, Myers, Marcus, 2006:8 1): Operating Profit Margin/OPM = EBIT/Penjualan
  2.    Return on Asset/ROA/Pengembalian Atas Total Aktiva merupakan rasio laba bersih terhadap total aktiva untuk mengukur pengembalian atas total aktiva setelah bunga dan pajak (Brigham dan Houston 2001:90). Rumus untuk menghitung ROA (Brigham dan Houston, 2001: 90) Return on Asset/ROA = Laba Bersih/Total Aktiva
  3.    Return on Equity/ROE/Pengembalian atas Ekuitas Saham Biasa. Rasio laba bersih setelah bunga dan pajak terhadap ekuitas saham biasa. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian atas investasi pemegang saham (Brigham dan Houston 2001:91). Rumus untuk menghitung ROE (Brigham dan Houston, 2001 : 91) Return On Equity/ROE = Laba Bersih/Ekuitas Saham biasa
  4.   Earning Per Share/EPS merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik (Ciaran Walsh 2003:148). Formula yang digunakan untuk menghitung EPS adalah sebagai berikut (Ciaran Walsh 2003:148). Earning Per Share/EPS = EAT/jumlah lembar saham.
  5.   Return On Sales/ROS/Profit Margin On Sales/Marjin Laba atas Penjualan merupakan rasio untuk mengukur laba per rupiah penjualan (Brigham dan Houston 2001:89). Rumus untuk menghitung ROS (Brigham dan Houston 2001:89). Return On Sales/ROS = Laba bersih/Penjualan
Pengembangan Hipotesis
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini :.
Ha : Ada perbedaan Economic Value Added/EVA, Market Value Added/MVA dan rasio­rasio profitabilitas dalam kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur dan non manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Ho : Tidak ada perperbedaan Economic Value Added/EVA, Market Value Added/MVA dan rasio-rasio profitabilitas dalam kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur dan non manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
 METODE PENELITIAN
  •  Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data nominal dan rasio. Sumber data adalah data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan cara Pooled, yaitu kombinasi dari time series dan cross section (Gujarati, 2003:4).
  • Populasi dan Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh perusahaan publik yang terdaftar di BEI selama periode 2006 sampai 2008. Sampel penelitian ini adalah perusahaan manufaktur dan non manufaktur dan dipilih dengan menggunakan Purposive Sampling Method. Berdasarkan kriteria pengambilan sampel maka sampel penelitian terdiri dari 125 perusahaan manufaktur dan 80 perusahaan non manufaktur.
  •  Uji Normalitas Data
Pengujian kenormalan data dilakukan untuk mengetahui bahwa data yang dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Uji kenormalan data dilakukan dengan pengujian Kolmogorov-Smirnov testdengan menetapkan derajat keyakinan (

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
  • Hasil Penelitian
 Proses pemilihan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan publik pada sektor manufaktur dan non manufaktur yang terdaftar di BEI selama periode 2006 sampai 2008 sebanyak 409 perusahaan. Berdasarkan kriteria pengambilan sampel, maka terdapat 205 perusahaan yang memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian terdiri dari 125 perusahaan manufaktur dan 80 perusahaan non manufaktur.
  • Analisis Data
Uji Normalitas Data
Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan kaidah keputusan P Value > 0,05 data dikatakan berdistribusi normal. Hasil pengujian normalitas data terlihat sebagai berikut:
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Data
Variabel                       Kolmogorov – Smirnov                                           Sig
EVA
9,736
0,000
MVA
9,827
0,000
OPM
5,574
0,000
ROA
12,574
0,000
ROE
3,994
0,000
EPS
12,598
0,000
ROS
7,240
0,000
Berdasarkan hasil pengujian tabel diatas diketahui bahwa dengan menggunakan 615 data (n = 615) diperoleh nilai P Value kurang dari 0,05 untuk masing-masing variabel yang diteliti. Hal ini berarti semua variabel dapat dinyatakan tidak berdistribusi normal. Karena dalam pengujian hipotesis menggunakan MANOVA yang menghendaki data berditribusi normal, maka harus dilakukan tindakan untuk menormalkan data yaitu dengan melakukan transformasi menggunakan akar kuadrat/SQRT (Ghozali 2006:32). Dari hasil uji SQRT terdapat beberapa data yang hilang/missing. Kemudian dilanjutkan dengan proses Missing Value untuk mengisi data yang hilang tersebut. Setelah melakukanMissing Value, maka diperoleh data normal yang lengkap. Kemudian dilanjutkan dengan uji MANOVA.

 Pembahasan
Hasil Perbandingan dan perbedaan penilaian EVA, MVA dan Rasio-rasio Profitabilitas dalam Kinerja Perusahaan antara Perusahaan Manufaktur dan Non Manufaktur di Bursa Efek Indonesia.Adapun gambaran mengenai hasil pengujian MANOVA Perusahaan Manufaktur dan Non Manufaktur dengan data yang berdistribusi nomal dapat dinyatakan sebagai berikut.

Tabel 4.2 Ringkasan Tests of Between-Subjects Effects
Variabel 
Type III Sum of Squares
F-hitung
Sig
EVA
.229
1.007
.316
MVA
.460
2.024
.155
OPM
1.876
1.007
.004
ROA
1.353
8.254
.015
ROE
253
5.954
.291
EPS
829
1.115
.057
ROS
1.423
3.646
.013
Berdasarkan tabel tersebut dapat dinyatakan bahwa dari ketujuh variabel yang diteliti secara univariat variabel yang signifikan adalah variabel OPM, ROA, dan ROS. Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan variabel OPM, ROA, dan ROS antara perusahaan manufaktur dan non manufaktur. Dibuktikan dengan diperolehnya nilai signifikansi untuk variabel OPM, ROA, dan ROS lebih kecil dari 0,05. Sedangkan variabel EVA, MVA, ROE, dan EPS secara univariat variabel tidak signifikan dan tidak berbeda pada perusahaan manufaktur dan non manufaktur. Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya nilai signifikansi untuk keempat variabel tersebut lebih besar dari 0,05. Berdasarkan hasil uji MANOVA diperoleh fungsi MANOVA yang dapat dinyatakan dalam tabel berikut
Tabel 4.3 Hasil Estimasi MANOVA
Variabel
Koefisien
t-hitung
Sig
Intercept
.795
14.543
.000
EVA
8.821E-5
1.004
.316
MVA
-3.095E-5
-1.423
.155
OPM
-.050
-2.873
.004
ROA
.059
2.440
.015
ROE
-.017
-1.056
.291
EPS
-.003
-1.909
.057
ROS
-.043
-2.502
.013

  • EVA yang paling adalah EVA dari perusahaan non manufaktur. Hal ini disebabkan karena laba operasi perusahaan non manufaktur lebih besar dibandingkan perusahaan manufaktur. Menurut Stewart (1993: 118-119)
  •  MVA yang paling baik adalah MVA dari perusahaan non manufaktur. Hal ini menandakan bahwa nilai pasar perusahaan lebih tinggi daripada nilai buku perusahaan sehingga investor tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan non manufaktur.
  • OPM yang paling baik adalah OPM dari perusahaan non manufaktur. OPM yang semakin tinggi menandakan semakin baik kinerja keuangan perusahaan, sehingga meningkatnya kemampuan dalam menghasilkan keuntungan setelah dibandingkan dengan penjualan yang dicapai lebih baik perusahaan non manufaktur daripada perusahaan manufaktur.
  •  ROA yang baik ditunjukkan oleh ROA dari perusahaan non manufaktur. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan manajemen perusahaan mengoptimalkan asset yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan semakin tinggi lebih baik ROA dari perusahaan manufaktur.
  •  ROE yang baik ditunjukkan oleh ROE dari perusahaan non manufaktur. Hal tersebut mencerminkan laba perusahaan non manufaktur tinggi. Semakin besar ROE mencerminkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham.
  • EPS yang baik antara perusahaan manufaktur dan non manufaktur ditunjukkan oleh EPS dari perusahaan manufaktur. EPS perusahaan maufaktur yang semakin tinggi menandakan semakin baik kinerja keuangan perusahaan dibandingkan dengan kinerja keuangan perusahaan non manufaktur, karena meningkatnya kemampuan dalam menghasilkan keuntungan setelah dibandingkan dengan jumlah lembar saham.
  • ROS yang baik ditunjukkan oleh ROS dari perusahaan non manufaktur. ROS tinggi menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik dilihat dari segi penjualan. Pada perusahaan non manufaktur memiliki ROS tinggi karena biaya operasional pada perusahaan non manufaktur lebih rendah dibandingkan pada perusahaan manufaktur, terutama biaya tenaga kerja.
Kekuatan konsep EVA dan MVA adalah penciptaan nilai perusahaan dan manajemen dipaksa mengetahui beberapa the true cost of capital dari bisnisnya, sehingga tingkat pengembalian bersih dari modal bisa diperlihatkan secara jelas.

Referensi :
Nama Kelompok : (3EB22)
  1. Intan Permata
  2. Erma Ainun
  3. Rina Wahyuni
  4. Sri Mulyani
  5. Togar Kusuma
  6. Verawati