Nama: Togar Kusuma
Kls: 4EB22
NPM: 26210922
- Pengertian Etika
Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno. Bentuk
tunggal kata 'etika' yaitu ethossedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha. Ethos
mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput,
kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir.
Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.
Arti dari bentuk jamak
inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles
dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul
kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukanatau
ilmu tentang adat kebiasaan.
etika mempunyai arti
sebagai : "ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral)".
Sedangkan kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 - mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti :
- ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak)
- kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak
- nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.
K. Bertens berpendapat
bahwa arti kata ‘etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia tersebut dapat lebih
dipertajam dan susunan atau urutannya lebih baik dibalik, karena arti kata ke-3
lebih mendasar daripada arti kata ke-1. Sehingga arti dan susunannya menjadi
seperti berikut :
- nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya; Misalnya, jika orang berbicara tentang etika orang Jawa, etika agama Budha, etika Protestan dan sebagainya, maka yang dimaksudkan etika di sini bukan etika sebagai ilmu melainkan etika sebagai sistem nilai. Sistem nilai ini bisaberfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf sosial.
- kumpulan asas atau nilai moral, Yang dimaksud di sini adalah kode etik. Contoh : Kode Etik Jurnalistik
- ilmu tentang yang baik atau buruk.
Etika baru menjadi ilmu
bila kemungkinan-kemungkinan etis (asas-asas dan nilai-nilai tentang yang dianggap baik dan
buruk) yang begitu saja diterima dalam suatu masyarakat dan sering kali tanpa
disadari menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitian sistematis dan metodis.
Etika di sini sama artinya dengan filsafat moral.
Berdasarkan perkembangan arti tadi, etika dapat dibedakan
antara etika perangai dan etika moral
- Etika Perangai, adalah adat istiadat atau kebiasaan yang menggambaran perangai manusia dalam kehidupan bermasyarakat di aderah-daerah tertentu, pada waktu tertentu pula. Etika perangai tersebut diakui dan berlaku karena disepakati masyarakat berdasarkan hasil penilaian perilaku, Contoh etika perangai:
·
berbusana adat
·
pergaulan
muda-mudi
·
perkawinan
semenda
·
upacara adat
2. Etika Moral, Etika moral
berkenaan dengan kebiasaan berperilaku yang baik dan benar berdasarkan kodrat
manusia. Apabila etika ini dilanggar timbullah kejahatan, yaitu perbuatan yang
tidak baik dan tidak benar. Kebiasaan ini berasal dari kodrat manusia yang
disebut moral. Contoh etika
moral:
·
berkata dan
berbuat jujur
·
menghargai hak
orang lain
·
menghormati
orangtua dan guru
·
membela
kebenaran dan keadilan
·
menyantuni anak
yatim/piatu.
2. Etika sebagai
mahasiswa, anggota keluarga dan di masyarakat:
1)
Etika sebagai
mahasiswa yaitu sebuah perilaku atau kebiasaan yang dapat menjadi contoh baik
bagi orang-orang yang berhubungan langsung dengan kita. contohnya: pada teman,
walaupun teman kebanyakan adalah umur yang sepantar tidak salahnya kita tetap
selalu beretika yang baik dan sesuai dengan nilai-nilai yang ada yang pada
dasarnya sudah dipelajari pada saat kecil yang menjadi kebiasaan pada saat
sekarang ini. dan juga beretika pada dosen, ketika didepan dosen sering sekali
ada etika yang kita sendiri tahu tapi tidak melakukannya seperti: ngobrol
sendiri saat dosen mengajar, main handpone (HP) dan yang paling parah tidur
saat jam pelajaran berlangsung.
2)
Etika sebagai
anggota keluarga, biasanya hal ini adalah hal yang susah-susah gampang untuk di
jalankan karena dalam rumah biasanya kita berhadapan langsung dengan orang tua
yang mau gak mau harus beretika bagus yang padahal orang tua di luar rumah gak
tahu kita bagaimana, yang sering di bilang manusia bermuka dua. kenapa hali ini
terjadi? karena kita ingin di anggap baik dan tidak ingin membuat orang tua
marah maka di rumah biasanya kita bersikap baik dan harus beretika yang bagus,
dan karena tidak ada pengawasan di luar rumah barulah berubah menjadi sperti
orang lain diluar sana, sperti merokok, minum, sex, narkoba dkk.
3)
Etika di
masyarakat, sebenernya etika yang di maksud yang ini perlu gak perlu di
lakukan, karena banyak sekali masyarakat yang tidak kita kenal dari sisi luar
apalagi dalamnya. kalau tidak kita sendiri yang pintar-pintar untuk mengatur
perilaku dan bahasa kita maka tidak akan ada yang bisa berbuat jahat dengan
kita, bahkan sebaliknya kita tidak akan mau berbuat yang jahat pada orang lain
ini dimaksudkan seperti pendapat saya di atas bahwa etika seseorang di bentuk
dari dia kecil karena didikan orang tua dan di sekolah atau teman bermain/
lingkungan.
III.
Etika sebagai
akuntan publik
Ada beberapa prinsip yang harus
diperhatikan sebagai akuntan publik, yaitu:
- Prinsip Integritas, yaitu jujur dalam melakukan tugas yang menjadi tanggung jawab sebagai akuntan publik. maksudnya tidak mau menerima suap ataupun sogokan yang di berikan perusahaan ketika mengaudit sebuah laporan keuangan.
- Prinsip Objektif, yaitu seorang akuntan publik haruslah bekerja sesuai dengan nilai-nilai yang berlaku atas humkum atau perjanjian yang sudah di tentukan sejak awal, dan sifatnya tidak bisa diubah-ubah dengan keputusan sepihak yang menjadi keuntungan sendiri dan memalsukan sebuah laporan keuangan sebuah perusahaan.
- Prinsip Kompetensi, yaitu dapat menguasai atau sudah paham tentang apa yang sudah menjadi tugas dan tanggung jawab seorang akuntan publik.
- Prinsip kerhasiaan, yaitu menjaga sebuah rahasia yang tidak bisa orang lain atau pihak luar mengetahuinya dengan tujuan apapun kecuali untuk tujuan hukum/ persidangan.
- Prinsip perilaku profesional, yait menjaga etika atau perilaku seorang akuntan publik agar tidak dipandang buruk dari pihak luar, yang sering kali auditor adalah pekerjaan yang dapat di suap dengan mudah, karena auditor hanya memeriksa dan berikan pendapat untuk menjaga nama baik laporan keuangan perusahaan dengan baik.
referensi: mengutip dari Bertens 2000, Etika K.Bertens